|
keraton kasepuhan Cirebon |
|
Masih berlanjut dari artikel sebelumnya dengan
judul makam sunan gunung jati, ini adalah tulisan ke dua dari tiga artikel yang akan saya buat setelah mengunjungi kota Cirebon. Sesuai judul, destinasi ke dua yang saya kunjungi adalah keraton Kasepuhan Cirebon. Merupakan keraton terbesar dari empat keraton yang ada di Kabupaten Cirebon.
Dari kompleks
makam sunan gunung jati melalui alun-alun kota menuju keraton hanya membutuhkan 45 menit perjalanan. Untuk parkir saya titipan sepeda motor tepat di depan pintu masuk. Entah ada tempat parkir lain atau tidak, tapi kalau hanya didepan pintu pasti akan repot saat pengunjung ramai. Setelah bayar parkir 2000 rupiah, langsung ke loket tiket yang juga berada tepat disebelah pintu masuk. Di hari biasa/week day hanya dengan 15ribu rupiah untuk wisatawan lokal dan 50ribu untuk wisatawan asing kita sudah bisa berkeliling keraton.
Sebenarnya sebelum masuk kita akan ditawari apakah ingin menggunakan jasa tour guide atau tidak. Karena kali ini saya berkunjung hanya untuk melihat-lihat dan bukan untuk tugas, akhirnya saya putuskan untuk berkeliling sendiri tanpa tour guide. Dengan rasa penasaran saya mulai memasuki area keraton dengan pertanyaan "sepertia apa sih tempat tinggalnya para raja?". Ditempat kelahiran saya yaitu di Demak, sebenarnya dulu ada juga kerajaan besar Demak Bintoro, tapi jangankan puing-puing istana, dimana lokasi keratonnya pun tidak ada yang tahu. Yang tersisa hanya Baju perang dan benda bersejarah lainnya.
Sebenarnya akan sangat bagus kalau berkeliling disini dengan dipandu tour guide, karena selain dapat menikmati pesona sejarah kita juga akan mendapat ilmu pengetahuan mengenai keraton ini. Saat memasuki halaman keraton, disebelah kanan terdapat museum benda bersejarah. terdapat alat musik tradisional dan senjata peninggalan kerajaan. Sedangkan di sebelah kiri, kita akan menemui kereta/pedati yang dulu digunakan oleh
Sunan Gunung Jati untuk bepergian. Terdapat juga lukisan
sri baduga maharaja prabu siliwangi yang unik, karena saat dilihat dari depan sosoknya akan terlihat gemuk dan pendek, tapi saat dilihat dari samping akan terlihat tinggi dan kurus. Jangan lupa siapkan kamera karena disini pengunjung bebas berfoto ria.
|
kereta milik sunan gunung jati |
|
lukisan maharaja prabu siliwangi |
Bangsal keraton berada lebih kedalam lagi tetapi tertutup untuk pengunjung, hanya petugas dan abdi dalemnya saja yang boleh masuk. Mungkin karena heran melihat saya mondar-mandir sendirian, seorang bapak-bapak yang merupakan orang dalem menghampiri saya dan menunjukkan tempat lain. Ternyata bagian dalam masih terdapat halaman yang luas. Oleh sang bapak saya ditunjukkan lokasi Petilasan
Sunan Gunung Jati serta
pangeran cakrabuana yang hanya boleh dimasuki laki-laki saja karena wanita dilarang masuk. Didalamnya juga terdapat sumur keluhuran/kejayaan yang
mungkin mitosnya sama dengan yang ada di masjid samping
makam sunan gunung jati yaitu bisa menyembuhkan penyakit dan membawa berkah. Kata sang bapak yang terus memandu saya, di dalam keraton ada banyak sumur tapi hanya tinggal tiga yang masih tersisa, yaitu sumur agung, sumur kaluhuran, dan yang satu lagi saya lupa namanya xD yang terletak di halaman keraton. Sumur ke tiga yang saya maksud sering digunakan untuk mencuci pusaka di hari-hari tertentu.
|
sumur agung |
|
petilasan sunan gunung jati |
|
paseban (digunakan sholat oleh wali songo) |
|
petilasan pangeran cakrabuana (sumur keluhuran di sebelah kanan) |
Sebenarnya masih ada banyak sekali spot menarik yang ada di dalam keraton yang akan memakan terlalu banyak space jika dituangkan semua dalam satu artikel :-D. Selain tempat bersejarah tersebut, pihak keraton juga sengaja membuat patung kuda yang terbuat dari kayu untuk menarik wisatawan. Kalau anda kesini bersama anak kecil, jangan lupa diajak untuk melihat patung kuda ini. Selamat berwisata...
|
patung kuda keraton kasepuhan |
No comments:
Post a Comment