Sunday 23 February 2014

Ketika Reverensi Traveler Jadi Menyesatkan


Sebagai seorang traveler pemula, kita pasti sering mencari info tentang destinasi menarik dengan web surfing sana-sini. Tak terkecuali m-site, sebelum mendatangi sebuah destinasi pasti sebelumnya ubek-ubek dulu infonya di internet. Mulai dari alamat, akses jalan, tentang destinasi, biaya, dan resiko. Semua harus di planning supaya waktu tidak terbuang percuma.


Jangan lantas bilang bukan traveler sejati kalau belum nekat. Masalahnya traveler seperti m-site tak punya banyak waktu untuk hal-hal yang tak terduga meskipun hal tersebut tetap ada. Kerja jadi kuli pabrik, tak banyak waktu libur, bahkan tanggal merah yang seharusnya libur tetap di paksa masuk kerja.

Kembali ke web surfing mengenai referensi, m-site sendiri sering melihat beberapa situs traveling atau langsung search lewat google.com. Salah satu yang sering m-site kunjungi adalah detik travel, bahkan karena seringnya m-site sampai buat homepage di web browser. Sering update mengenai destinasi terkenal atau bahkan destinasi baru, bahasa dan foto yang di upload begitu menjanjikan. Kalau sudah baca artikelnya pengennya langsung berkunjung kesana (destinasi yang di ulas).
Tapi ada beberapa hal yang menjengkelkan, beberapa atau bahkan sering tempat yang di ulas tidak jelas. Tidak jelas yang m-site maksud adalah mengenai alamat dan informasi dari destinasi yang di ulas. Sering m-site harus ubek-ubek internet untuk mencari info tentang alamat dan jalur yang di lalui. Karena di banyak artikel tidak dimuat alamat lengkap, di pulau mana, kota mana, tempatnya bagaimana?. Yang terakhir malah nyeleneh. Baca di sini.

Tempat berpanorama indah di Semarang. Sebagai warga semarang yang sedang dalam perantauan tentu sangat semangat membacanya, berharap nanti saat liburan tiba dapat berkunjung kesana. Dari foto yang di upload begitu menknjikan, keren. Tapi setelah lihat di kolom komentar jadi kecewa berat. Pasalnya tempat yang di ulas bukanlah tempat wisata, melainkan bekas perbukitan yang dikeruk (pertambangan) dan BERBAHAYA, dan di artikel terkait tidak dicantumkan informasi ini. Alamaaaak, alih-alih memberi referensi tempat wisata, malah bisa bikin celaka.




Tak dapat di pungkiri detik travel masih menjdi referensi utama ketika m-site mencari info destinasi wisata, tapi jangan sampai malah membahayak pembaca dan calon traveler. Mohon untuk redaksi detik travel lebih jeli dan teliti dalam ulasan sebuah destinasi, biar tidak menyesatkan para traveler pemula seperti m-site :-D .
Maju terus detik travel, maju terus wisata Indonesia.

No comments:

Post a Comment